Pedagang minyak goreng curah di Pusat Pasar Medan, Sino, 35, Jumat (9/7), mengatakan, harga minyak goreng curah putih itu sebelumnya Rp10.800 per kg menjadi Rp11.000 per kg. Sedangkan minyak goreng curah kuning dari Rp8.500 per kg kini mencapai Rp9.000 per kg.
Tingginya harga minyak goreng curah disebabkan harga tebus dari pabrikan juga mahal, dan kenaikan harga sudah terjadi sejak seminggu ini. "Pengambilan dari pabrikan untuk minyak goreng curah putih mencapai Rp9.900 per kg, sedangkan minyak goreng curah kuning Rp7.800 per kg, sehingga pedagang harus menaikkan harga," katanya.
Sementara itu, Samsul, 43, pedagang minyak goreng di Pasar Halat Medan, mengakui masih tingginya harga minyak goreng, karena pasokan barang semakin berkurang sehingga stok pedagang juga sedikit, sedangkan permintaan juga cenderung lemah.
Pedagang berharap harga minyak goreng itu bisa turun, sehingga daya beli konsumen juga bisa meningkat. Ia mengatakan, harga minyak goreng curah yang dijual bisa lebih murah,
apabila permintaan barang dari konsumen juga banyak, sehingga harga dapat
berkisar Rp8.500 per kg hingga Rp9.000 per kg. (Ant/OL-9) .
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/07/09/154504/126/101/Harga-Minyak-Goreng-Curah-di-Medan-Naik
Medan, (Analisadaily) 18/7/2010
Harga minyak goreng curah di Medan masih tinggi dalam beberapa hari terakhir, karena stok yang menipis dari pabrikan.
Meski stok sedikit, namun permintaan konsumen justru terus mengalami peningkatan, kata pedagang minyak goreng curah di Pusat Pasar Medan, Sino, Minggu (18/7).
Menurut dia, kebutuhan masyarakat akan minyak goreng semakin meningkat dan harganya kini masih mahal.
Minyak goreng curah putih masih dijual Rp11.000 per kg, sedangkan minyak goreng curah kuning Rp9.000 per kg. Bertahan tingginya harga minyak goreng curah diakibatkan harga tebus dari pabrikan yang juga belum mengalami penurunan dan stok barang juga sedikit.
"Pengambilan barang dari pabrikan untuk minyak goreng putih belum mengalami penurunan dan masih Rp9.900 per kg, sedangkan minyak goreng curah kuning juga bertahan Rp7.800 per kg," katanya.
Tingginya harga, menurutnya, juga karena harga sejumlah kebutuhan pokok lain juga masih mahal, apalagi menjelang bulan Ramadhan diduga harganya akan terus meningkat. Eny, pedagang di Pasar Halat Medan juga mengakui hal yang sama bahwa harga minyak goreng masih mahal dan permintaan konsumen juga terus bertambah.
"Meski harganya masih mahal, namun saya harus membeli minyak dalam jumlah yang banyak untuk persediaan bulan puasa nanti," ujarnya. Para pedagang berharap, pemerintah segera memantau serta mengantisipasi lonjakan harga, seperti dengan menggelar program operasi pasar. (Ant)
http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=62297:harga-minyak-goreng-curah-masih-tinggi&catid=26:nasional&Itemid=44
ANALISA
Dari kedua berita diatas dapat disimpulkan bahwa harga minyak goreng curah ikut bergerak naik mengikuti harga sembilan bahan pokok lainnya.
Tingginya harga minyak goreng curah disebabkan harga tebus dari pabrikan juga mahal. Pengambilan dari pabrikan untuk minyak goreng curah putih mencapai Rp9.900 per kg, sedangkan minyak goreng curah kuning Rp7.800 per kg, sehingga pedagang harus menaikkan harga. Minyak goreng curah putih masih dijual Rp11.000 per kg, sedangkan minyak goreng curah kuning Rp9.000 per kg.
Kenaikan ini disebabkan juga oleh stok yang menipis dari pabrikan sedangkan permintaan konsumen terus bertambah. Tingginya harga juga karena harga sejumlah kebutuhan pokok lain juga masih mahal, apalagi menjelang bulan Ramadhan diduga harganya akan terus meningkat. Untuk kenaikan saat bulan Ramadhan 2010 sekitar 1-5% dari harga sekarang. Oleh karena itu, pemerintah segera melakukan operasi pasar dan menetapkan harga yang patut dikenakan untuk sembako.
Meskipun harga minyak goreng curah naik, namun harga minyak goreng kemasan justru stabil, seperti merek Sania masih Rp11.250 per liter, Tropical Rp11.500 per liter dan Bimoli Rp13.000 per liter.
Dari penjelasan diatas dapat kita buat kurva supply dan demandnya seperti gambar 1. Pada gambar 1 menjelaskan bahwa terjadi peningkatan permintaan antara (D-D1) tetapi tidak diseimbangi dengan adannya persediaan barang (S1-S) untuk memenuhi permintaan tersebut. Hal ini yang menyebabkan kenaikan harga dan jumlah barang yang sedikit.
Dengan demikian, maka pedagang akan mendapatkan laba yang besar yang bisa digunakan untuk keperluan-keperluan di hari raya Idul Fitri.
0 komentar:
Posting Komentar